I.
PENGERTIAN DIKSI
Diksi memiliki 2 arti. Diksi dalam artian yang
pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis dan
pembicara. Dalam arti kedua, diksi adalah enusiansi kata, yaitu kejelasan
pengucapan kata dan ketepatan pemenggalan kalimat. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
II.
PERSYARATAN DIKSI
Ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu
persyaratan ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan ialah hal yang menyangkut
makna, logika, dan kesamaan maksud. Sedangkan kesesuaian adalah kecocokan
dengan konteks sosial; apakah kata-kata yang dipilih dapat diterima oleh
masyarakat dan apakah pilihan kata yang kita pakai sudah merupakan pilihan kata
yang baku.
III.
PENERAPAN DIKSI DALAM RAGAM FORMAL
Penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih
secara tepat agar dapat mengungkapkan maksud
yang akan kita sampaikan. Beberapa alasan untuk memilih kata dan
menggunakannya secara tepat, diantaranya :
1.
Kata-kata ada
yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki makna konotatif.
2.
Kata-kata yang
memiliki makna umum dan makna khusus.
3.
Kata-kata ada
yang memiliki makna sinonim.
4.
Kata-kata ada
yang berupa kata ragam formal (baku) dan kata ragam
percakapan
5.
(non baku).
6.
Kata-kata perlu
digunakan secara tepat.
7.
Kata-kata perlu
di tulis secara benar.
Hal-hal diatas di jelaskan satu persatu, sebagai
berikut :
1.
Kata-Kata
Denotatif dan konotatif
a.
Makna denotatif
adalah makna yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang
bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan
makna. Contoh kata denotatif yaitu membicarakan, memperlihatkan dan penonton.
b.
Makna konotatif
adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan
kata bermakna denotatif yang mengalami penambahan. Contoh kata konotatif, yaitu
:
·
Membahas,
mengkaji
·
Menelaah,
meneliti, menyelidiki
·
Pemirsa,
pemerhati
2.
Kata Umum dan
Kata Khusus
a.
Makna umum adalah
makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.
Contohnya ikan, bunga dan warna.
b.
Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang
lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain. Contohnya hiu, mawar dan
hijau.
3.
Kata makna
bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda
namun pada dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa. Dalam
menggunakan kata bersinonim, kita harus menggunakan kata yang tepat dalam
kalimat ragam formal karena meskipun bersinonim pada dasarnya kata-kata
tersebut memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya. Contoh kata bersinonim
:
·
Cerdas : cerdik, hebat, pintar.
·
Besar : agung, raya
·
Mati : mangkat,wafat,meninggal
4.
Kata baku dan
non-baku
Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan
beberapa ranah. Diantaranya :
a.
Ranah finologis
Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :
·
Penambahan fonem
Kata Baku
|
Kata Non Baku
|
Imbau
|
Himbau
|
Andal
|
Handal
|
Utang
|
Hutang
|
·
Pengurangan fonem
Kata Baku
|
Kata Non Baku
|
Terap
|
Trap
|
Terampil
|
Trampil
|
Tetapi
|
Tapi
|
Tidak
|
Tak
|
·
Pengubahan fonem
Kata Baku
|
Kata Non Baku
|
Telur
|
Telor
|
Ubah
|
Obah
|
Tampak
|
Nampak
|
b.
Ranah morfologis.
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil
proses morfologis.
·
Pengurangam fonem
Kata Baku
|
Kata Non Baku
|
Memfokuskan
|
Memokukan
|
Memprotes
|
Memrotes
|
Memprotes
|
Memitnah
|
·
Pengubahan fonem
Kata Baku
|
Kata Non Baku
|
Mengubah
|
Merubah
|
·
Penggantian afiks
Kata Baku
|
Kata Non Baku
|
Menangkap
|
Nangkap
|
Menatap
|
Natap
|
Mengambil
|
Ngambil
|
Menahan
|
Nahan
|
·
Kelebihan fonem
Kata Baku
|
Kata Non Baku
|
Beracun
|
Berracun
|
Beriak
|
Berriak
|
Beribu
|
Berribu
|
Becermin
|
Becermin
|
c.
Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku
yang terdapat dalam ragam percakapan.
Contoh pasangan kata (frasa) baku dan
kata (frasa) non-baku sebagai berikut :
Frasa Baku
|
Frasa Non Baku
|
Tidak terlalu
|
Tidak begitu
|
Belum masak
|
Belum matang
|
Tidak mau
|
Enggak mau
|
Hanya nasi
|
Nasi doang
|
5.
Pilihan Kata yang
Tepat
a.
Kata Redundan
Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata
yang maknanya redundan. Artinya,kata-kata yang di gunakan melebihi makna,
contohnya :
Frasa Baku
|
Frasa Non Baku
|
Sangat pedih
|
Amat sangat pedih
|
Paling kaya
|
Paling terkaya
|
b.
Kata Depan
Dalam kalimat ragam
formal, kita perlu menggunakan kata-kata secara tepat dalam hal penggunaan kata
depan. Seperti :
Penggunaan Kata yang Tepat
|
Penggunaan Kata yang Tidak Tepat
|
Pada siang hari
|
Di siang hari
|
Pada pagi hari
|
Di pagi hari
|
Pada kita
|
Di kita
|
Penggunaan Kata yang Tepat
|
Penggunaan Kata yang Tidak Tepat
|
Kepada kami
|
Di kami
|
Kepada kita
|
Di kita
|
Kepada ibu
|
Di ibu
|
Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan secara tepat, yang sesuai
dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat,:
1.
Untuk keterangan
tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
2.
Untuk keterangan
waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum, sesudah, selama, sepanjang.
3.
Untuk keterangan
alat di gunakan kata dengan.
4.
Untuk keterangan
tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
5.
Untuk keterangan
cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.
6.
Untuk keterangan
penyerta di gunakan kata dengan, bersama, beserta.
7.
Untuk keterangan
perbandingan atau kemiripan digunakan kata seperti, bagaikan,laksana.
8.
Untuk keterangan
sebab di gunakan kata karena, sebab.
6.
Kata Serapan
Dalam bahasa Indonesia, karena adanya penyerapan
bahasa asing atau bahasa daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan
non-baku. Maka harus memilih dan menggunakan kata serapan yang sudah di
bakukan.
Kata Baku
|
Kata Non Baku
|
Apotek
|
Apotik
|
Asas
|
Azas
|
Asasi
|
Azasi
|
Contoh Diksi
Dampak
Pemanasan Global
Para ilmuan menggunakan model komputer dari
temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari
pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat
beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca,
tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan
kesehatan manusia.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan
global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil.
Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah
yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi.
Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih
banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah
kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan
yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkankarena uap
air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih
banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan
cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan
menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap
derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah
meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan
menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah.
Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan
badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi
lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang
sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan
lebih ekstrim.
Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan
menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini
sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai
contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan
lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di
beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika
snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami,
akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan
dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit
menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai
manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub
atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah
pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini.
Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh
kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies
yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
No
|
Salah Diksi
|
Perbaikan
|
Alasan/Analisis
|
1.
|
Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapaprakiraan mengenai
dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut,
pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
|
Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapaperkiraan mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai,
pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
|
Kata prakiraan merupakan
kata tidak baku. Sedangkan kata perkiraan merupakan kata baku, yang memiliki
kata dasar ‘kira’ dengan imbuhan per-..-an
|
2.
|
Para ilmuan memperkirakan
bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere)akan memanas lebih daridaerah-daerah lain di Bumi.
|
Para ilmuan memperkirakan
bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern
Hemisphere)akan lebih memanas daripada daerah-daerah lain di Bumi.
|
Kata ‘akan memanas
lebih dari’, sebaiknya diperbaiki dengan kata ‘akan lebih memanas
daripada’ karena kata lebih biasanya diikuti oleh kata sifat dan kata
daripada menunjukkan sebuah perbandingan sedangkan kata dari menunjukkan
asal.
|
3.
|
Akibatnya, gunung-gunung
es akan mencair dan daratan akan mengecil.
|
Akibatnya, gunung
es akan mencair dan daratan akan mengecil.
|
Kata ‘gunung-gunung
es’ merupakan pemborosan kata karena gunung es hanya terdapat di daerah
kutub, sehingga dapat ditulis ‘gunung es’ saja.
|
4.
|
Para ilmuan belum begitu
yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau
menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
|
Para ilmuan belum begitu
yakin apakah kelembaban tersebut akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan
yang lebih jauh lagi.
|
Sebaiknya penggunaan kata
‘malah’ dihapuskan, karena pemborosan kata.
|
5.
|
Hal ini disebabkan
karenauap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
|
Hal ini disebabkan
olehuap air yang merupakangas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
|
Kata ‘disebabkan
karena’merupakan bentuk padanan yang tidak serasi. Sebaiknya digantikan
dengan kata ‘disebabkan oleh’. Dan sebelum kata ‘merupakan’perlu ditambah
kata ‘yang’ sebagai penjelas.
|
6.
|
Akan tetapi, uap air yang
lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal
ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
|
Akan tetapi, uap air yang
lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan
memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, hal ini akan menurunkan
proses pemanasan (lihat siklus air).
|
Kata ‘di mana’ merupakan
pemborosan kata dan kata tersebut tidak dapat dipakai dalam kalimat
pernyataan.
|
7.
|
Kelembaban yang tinggi
akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,sekitar 1 persen untuk
setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
|
Kelembaban yang tinggi
akan meningkatkan curah hujan, secara merata,sekitar 1 persen untuk
setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
|
Kata ‘rata-rata’
menunjukkan suatu hasil perhitungan. Sehingga kata ‘rata-rata’ perlu diubah
menjadi ‘merata’
|
8.
|
(Curah hujan di
seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun
terakhir ini).
|
(Curah hujan di
dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir
ini).
|
Kata ‘di seluruh dunia’
sebaiknya di singkat menjadi ‘di dunia’ karena bagaimana pun juga dunia hanya
ada satu.
|
9.
|
Selain itu, air akan lebih
cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering dari sebelumnya.
|
Selain itu, air akan lebih
cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih
kering daripadasebelumnya.
|
Kata ‘dari’ berarti asal,
sedangkan kata ‘daripada’ berarti perbandingan. Dalam kalimat tersebut
membandingkan keadaan suatu daerah dengan sebelumnya. Sehingga kata ‘dari’
perlu diubah menjadi ‘daripada’.
|
10.
|
Orang mungkin beranggapan
bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan darisebelumnya,
tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat.
|
Orang mungkin beranggapan
bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak
makanan daripadasebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat.
|
Kata ‘dari’ perlu diubah
menjadi ‘daripada’ karena dalam kalimat tersebut menunjukkan suatu
perbandingan.
|
11.
|
Tumbuhan akan mengubah
arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi
terlalu hangat.
|
Tumbuhan akan mengubah
arah pertumbuhannya danmencari daerah baru karena habitat lamanya
menjadi terlalu hangat.
|
Tanda koma pada kalimat
tersebut lebih baik diubah dengan kata penghubung ‘dan’.
|
IV.
FUNGSI DIKSI
Fungsi diksi yaitu:
1. Membuat
pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa
yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
2. Untuk
mencapai target komunikasi yang efektif
3.
Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal
4. Membentuk
gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga
menyenangkan pendengar atau pembaca.
5. Supaya
suasana yang tepat bisa tercipta.
V.
JENIS MAKNA DIKSI
Ø
Jenis-Jenis Diksi Berdasarkan Makna
· Makna Denotatif
adalah makna yang sebenarnya yang sama
dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada
kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna. Makna denotatif
berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotatif dapat dibedakan atas dua
macam relasi :
ü
Pertama
Relasi antara sebuah kata dengan barang
individual yang diwakilinya
ü
Kedua
antara sebuah kata dan ciri-ciri
atauperwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya
Contoh Makna Denotatif
Misal :
kata Makan Kata ini berarti memasukkan
sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
Makna ini berarti denotatif.
·
Makna Konotatif
Adalah makna asosiatif, makna yang
timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan criteria tambahan
yang di kenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotasi adalah makna yang
bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi
yang mengalami penambahan
Contoh Makna Konotatif
Misal :
Kata kamar kecilKata ini berarti sebuah
ruangan yang kecil pada makna denotatif tapi pada makna konotatif berarti
jamban.
Ø
Jenis-Jenis Pilihan Kata atau Diksi
Berdasarkan Leksikal
ü Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang
pada asasnya mempunyai makna yang sama tetapi bentuknya berlainan. Sinonim ini
dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga
kalimat itu tidak membosankan.
·
Sinonim mutlak :
Kata-kata yang dapat bertukar
tempatdalam konteks kebahasaan apa pun tanpa mengubahmakna struktural dan makna
leksikal dalam rangkaian kata /frasa / klausa / kalimat.
·
Sinonim semirip :
Kata-kata yang dapat bertukar
tempatdalam konteks kebahasaan tertentu tanpa mengubahmakna struktural dan
leksikal dalam rangkaian kata / frasa /klausa / kalimat tersebut saja.
·
Sinonim selingkung :
Kata-kata yang dapat saling
menggantidalam satu konteks kebahasaan tertentu saja secarastruktural dan
leksikal.
Contoh Sinonim mutlak :
kosmetik = alat kecantikan
laris = laku, larap
Contoh Sinonim semirip :
melatis = menerobos lahiriah = jasmaniah
Contoh Sinonim selingkung :
lemah = lemas
binatang = fauna
Kesinoniman masih berhubungan dengan
masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.
Contoh kalimat:
Aku masih beruntung karena perusahaan
pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat ibuku bekerja, berbaik
hatimau melunasi semua tunggakan kuliahku.
ü Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya
berlawanan satu sama lain. Antonim
disebut juga dengan lawan kata.
·
Antonim berpasangan :
kata-kata yang secara makna
jelasbertentangan karena didasarkan pada makna pasangannyasehingga tidak bisa
dipertentangkan tanpa kehadiranmakna pasangannya. Jika salah satu unsur
dinegatifkan,tidak secara serta-merta memunculkan pasangannya.
·
Antonim melengkapi :
kata-kata yang secara maknabertentangan,
tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang
lain.
·
Antonim berjenjang :
kata-kata yang secara maknamengandung
pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat.
Contoh Antonim berpasangan :
Suami >< Istri
Pembeli >< penjual
Jual >< beli
Contoh Antonim melengkapi :
pertanyaan >< jawabanmencari
>< menemukan
Contoh Antonim berjenjang :
dingin >< hangat >< panas
kaku >< lentur >< elastis
mahal >< wajar >< murah
Contoh Kalimat Berantonim :
ü
Hanya janji Allah SWT, yang menyatakan akan datang kemudahan setelah
kesulitan
ü
Kegagalan adalah gerbang menujuKesuksesan.
ü Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki
maknayang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut
homograf, namun jika yangsama adalah ejaannya maka disebut Homofon. Ada dua
bentuk Homonim :
ü
Homograf
Homonim yang mempunyai lafal yang sama
Contoh Homograf :
Amplop
Untuk mengirim surat untuk bapak
presiden kitaharus menggunakan amplop
(amplop = amplop surat biasa)
Agar bisa diterima menjadi pns ia member
amplop kepada para pejabat
(amplop =sogokan atau uang pelicin)
ü
Homofon
Homonim yang mempunyai ejaan yang sama
Contoh Homofon :
Masa dengan Massa
Guci itu adalah peninggalan masa
kerajaan kutai
(masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu
dimuat dimediamassa
(massa =masyarakat umum)
VI.
PERUBAHAN MAKNA DIKSI
Macam-macam perubahan makna:
1. Perluasan arti
Yang dimaksud dengan perluasan
arti adalah suatu proses perubahan makna yang dialami sebuah kata yang tadinya
mengandung suatu makna yang khusus, tetapi kemudian meluas sehingga melingkupi
sebuah kelas makna yang lebih umum.
2. Penyempitan arti
Penyempitan arti sebuah kata
adalah sebuah proses yang dialami sebuah kata dimana makna yang lama lebih luas
cakupannya dari makna yang baru.
3. Ameliorasi
Ameliorasi adalah suatu
proses perubahan makna, dimana arti yang baru dirasakan lebih tinggi atau lebih
baik nilainya dari arti yang lama.
4. Peyorasi
Peyorasi adalah suatu proses
perubahan makna sebagai kebalikan dari ameliorasi. Dalam peyorasi arti yang
baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama.
VII.
PERGESERAN MAKNA DIKSI
Pergeseran makna di bedakan
atas 2 macam :
a.Asosiasi adalah pergeseran
makna yang terjadi adanya persamaan sifat.
contoh : -Andani menyikat
giginya sampai bersih
-Pencuri itu menyikat habis
barang-barang berharga di rumah itu
b.Sinestesia adalah
perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang
berbeda.
contoh : -Nasi goreng itu
rasanya pedas sekali
-Kata-katanya saat marah sangat
pedes di denger
VIII.
PENGGUNAAN KATA DALAM KALIMAT
Idealnya setiap kata mengacu
pada satu obyek, namun pada kenyataannya, suatu kata dapat mewakili berbagai
obyek, contoh kata buku, dapat mewakili ruas maupun mewakili kitab. Suatu kata dapat diwakili oleh kata lain yang
sama artinya, tetapi kata-kata yang bermakna sama itu tidak dapat digunakan
secara sama dalam konteks kalimat yang sama.
Contoh:
-
Mereka pergi ke
Bandung dengan kereta cepat.
-
Dengan cepat
pertumbuhan penduduk sebesar 2,3% penduduk Indonesia pada tahun 2014.
-
Rencana itu perlu
cepat dilaksanakan.
Penggunaan kata cepat pada kalimat pertama tepat,
sedangkan dalam kalimat kedua kata cepat harus diganti dengan kata laju, dan
dalam kalimat ketiga kata cepat harus diganti dengan kata segera.
Selain dengan ketepatan, dalam pemilihan kata juga
harus diperhatikan aspek kesesuaian yang dapat dilihat dari kesempatan seperti:
-
Dalam acara
formal (karya ilmiah, ceramah ilmiah, dsb.) atau acara non formal (percakapan
santai)
-
Situasi
masyarakat
-
Nilai sosial
-
Kata baku dan non
baku
IX.
KESALAHAN DALAM PEMAKAIAN GABUNGAN KATA DAN KATA
Pada bagian berikut akan
diperhatikan kesalahan kasalahan penbentukan kata, baik dalam bahasa lisan
maupun dalam bahasa tulis.
3.2.1 Awalan Me-
Penganggalan pada judul
cerita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan me-
harus eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah dan bentuk yang
benar.
Contoh:
a. Amerika serikat luncurkan pesawat
bolak-balik Colombia (salah).
b. Amerika serikat meluncurkan pesawat
bolak-balik Colombia (benar).
3.2.2 Awalan Ber-
Kata-kata yang berawalan
Ber- sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber harus dieksplisitkan
secara jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam pemakaian.
Contoh:
a. Sampai jumpa lagi (salah)
b. Sampai berjumpa lagi (benar)
3.2.3 Peluluhan Bunyi /c/
Kata dasar yang diawali
bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me-. Padahal tidak seperti
itu.
Contoh:
a. Ali sedang menyuci mobil (salah)
b. ali sedang mencuci mobil (benar)
3.2.4 Kata Dasar
Ada gejala bunyi awal kata
dasar, penggunaan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai
dalam ragam tulis. Akhirnya pencampuran antara ragam lisan dan ragam tulis
menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian.
Contoh:
Nyopet, mandang, nulis, dan
nambrak. Dalam bahasa Indonesia kita harus menggunakan kata-kata mencopet,memandang,
menulis, dan menembrak.
3.2.5 Bunyi /s/, /k/, p/,
dan /t/ yang tidak Luluh
Kata dasar yang bunyi
awalnya s, k, p, atau t sering tidak luluh jika mendapat awalan me- atau pe-.
Padahal menurut kaidah buku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau.
Contoh:
a. Semua warga neraga harus mentaati peraturan
yang berlaku (salah)
b. Semua warga neraga harus menaati peraturan
yang berlaku (benar)
3.2.6 Awalan Ke- yang
Kelirugunaan
Pada kenyataan sehari-hari,
kata-kata yang seharusnya berawalan ter sering diberi awalan ke. Hal itu
disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan yang tepat.
Contoh:
a. Pengendara mator itu meninggal karena
ketambrak oleh kereta api (salah)
b. Pengendara motor itu meninggal karena
tertambrak oleh kereta api (benar)
Perlu tiketahui bahwa awalan
ke hanya dapat menempel pada kata bilangan. Selain di depan kata bilangan,
awalan ke tidak dapat dipakai kecuali pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.
3.2.7 Pemakaian Akhiran –ir
Pemakaian kata akhiran –ir
sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Padahal, dalam
bahasa Indonesia baku untuk akhiran –ir adalah asi atau isasi.
Contoh:
a. Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu
(salah)
b. Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu
(benar)
3.2.8 Padanan yang Tidak
Serasi
Terjadi ketika pemakaian
bahasa yang kurang cermat memilih padanan yang serasi, yang muncul dalam
kehitupan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau yang tidak serasi.
Hal itu, terjadi karena dua kaidah yang berselang, atau yang bergabung dalam
sebuah kalimat.
Contoh:
a. karena modal dibank dibank terbatas
sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (salah)
b. karena modal dibank terbatas, tidak semua
pengusah lemah memperoleh kredit (benar)
c. modal dibank terbatas sehingga, tidak semua
pengusah lemah memperoleh kredit (benar)
Bentuk-bentuk diatas adalah
bentuk yang menggabungkan kata karena dan sehingga, kata apabila dan maka, dan
kata walaupun dan tetapi.
3.2.9 Pemakaia Kata Depan
di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari,
pemakaian kata di, ke, dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan.
Contoh:
a. putusan dari pada pemerintah itu melegakan
hati rakyat. (salah)
b. putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat.
(benar)
3.2.10 Pemakaian Akronim
(singkatan)
Yang dimaksud kata singkatan
adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan bentuk singkat
ialah lab (laboratorium), memo (memeorandum) dan lain-lain. Pemakaian akronim
dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak teratur.
3.2.11 Penggunaan
Kesimpulan, Keputusan, Penalaran, dan Pemungkinan
Kata-kata kesimpulan
bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata keputusan bersaing
pemakaiannya dengan kata purusan; kata pemukiman bersaing dengan kata
permukiman; kata penalaran bersaing dengan kata pernalaran.
Pembentukan kata dalam
bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten. Kalau kita
perhaikan dengan saksama, bentukan kata itu memiliki hubungan antara yang satu
dengan yang lain.
Contoh:
Tulis, menulis, penulis,
penulisan, tulisan.
Pilih, memilih, pemilih,
pemilihan, pilihan
Ada lagi pembentukan kata
yang mengikuti pola berikut
Contoh:
Tani, bertani, petani,
pertanian
Mukim, bermukim, pemukim,
permukiman
3.2.12 Penggunaan Kata yang
Hemat
Salah satu ciri pemakaian
bahasa yang efektif adalah kpemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isi.
Namun dalam komunikasi sehari-hari sering kita jumpai pemakaian kata yang tidak
hemat (boros).
Contoh:
Boros hemat
Sejak sejak atau dari
Agar supaya agar atau supaya
Mempunyai pendirian
berpendirian
Perbandingan kata yang hemat
dan kata boros
a. Apabila suatu reservoir masih mempunyai
cadangan minyak, maka diperlakukan tenaga dorong buatan untuk memproduksi
minyak lebih besar (boros, salah)
b. Apabila suatu reservoir masihmempunyai
cadangan minyak, diperlukan tenga dorong buatan untuk memproduksi munyak lebih
besar. (salah)
c. Untuk mengksplorasi dan mengeksploitas
munyak dan gas bumi di mana sebagai sumber devisa negaa diperlukan tenaga ahli
yang terampil di bidang geologi dan perminyakan. (benar)
3.2.13 Analogi
Di dalam dunia olahraga
tertapat istilah petinju. Kata petinju berkorelasi dengan kata bertinju berarti
‘orang yang (biasa) bertinju’, bukan ‘orang yang (biasa ) meninju’.
Dewasa ini dapat dijumpai
banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat, petenis, pesenam
dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan tercipta bentukan seperti berikut
ini:
Petinju ‘orang yang bertinju’
Pesilat ‘orang yang bersilat’
3.2.14 Bentuk Jamak dalam
Bahasa Indonesia
Dalam pemakaian sehari-hari
kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak bahsa Indonesia sehingga
terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
a. Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan
kata yang bersangkutan seperti;
Kuda-kuda
Meja-meja
Buku-buku
b. Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan
seperti;
Beberapa meja
Sekalian tamu
Semua buku
c. Bentuk jamak dengan menmbahkan kata Bantu
jamak seperti;
Para tamu
d. Bentuk jamak dengan menggunakn kata ganti
orang seperti;
Mereka kita
Kami kalian
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyansyah,
Andre. Ejaan yang Disempurnakan : 2013. Surabaya : Pustaka Agung Harapan.
Keraf, Gorys.
Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi Lanjutan I : 1984. Jakarta : Gramedia
http://duniapuspits.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_5191.html
http://hafsahnasution.blogspot.com/
http://satriyoadhie.blogspot.com/2012/11/diksi-dan-beberapa-contohnya.html
No comments:
Post a Comment