Sensasi dan persipsi adalah garis
utama berupa tanggapan apa yang kita rasakan terhadap dunia luar. ini
mengartikan bagaimana cara kita memandang dan memahami sesuatu. Tertu
masing-masing orang memiliki cara pandang dan sudut pandang yang berbeda. Nah
disini lah menariknya sensasi dan persepsi dimana pola pandang kita terhadap
suatu hal akan banyak berpengaruh pada kepribadian. Dan itu kan menimbulkan
efek domino dimana dunia luar akan
menanggapi sensasi dan persepsi kita dan begitu seterusnya. Pendapat saya
mungkin ini lah yang sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian dari
mulai kita kecil. Dimana akan diawali cara pandang kita terhadap orang tua,
lalu orang terdekat, teman, dank cara pandang terhadap masyarakat luas.
PEMBAHASAN SENSASI DAN PERSEPSI
Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli
inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi,
seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional.
Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.
Secara etimologis, persepsi
(perception) berasal dari bahasa Latin perception: dari percipere,
yang artinya menerima atau mengambil.
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu Menurut Yusuf (1991:108) menyebut persepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”.
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu Menurut Yusuf (1991:108) menyebut persepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”.
Menurut pendapat beberapa ahli adapun
pengertian persepsi adalah :
Slameto ( 2003 : 102 ) menyatakan :
“ Persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan dan informasi di dalam otak manusi. Informasi dan
pesan yang diterima tersebut muncul dalam bentuk stimulus yang merangsang otak
untuk mengolah lebih lanjut yang kemudian mempengaruhi seseorang dalam berperilaku”
Hal ini sesuai dengan yang dikemukan
oleh Pangewa (2004: 54) bahwa :
“Persepsi adalah penerimaan stimulus
atau masukan oleh indera, seleksi dan perorganisasian stimulus berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhinya dan penafsiran stimulus dan membentuk sikap
sebagai hasil perilaku”
Stimulus yang diterima manusia
merupakan perwujudan dari apa yang telah dialaminya. Rakhmat (2005: 51) juga
mengungkapkan bahwa :
“Persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa dan hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan peran”
Dapat kita simpulkan bahwa persepsi
adalah tanggapan atau pendapat seseorang tentang suatu objek yang sangat
menentukan perilakunya terhadap objek tersebut. Persepsi seseorang terhadap
rangsangan atau stimulus yang diterimanya akan bebeda satu sama lainnya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
persepsi
Ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi diantaranya : Di samping faktor-faktor teknis seperti
kejelasan stimulus [mis. suara yang jernih, gambar yang jelas], kekayaan sumber
stimulus [mis. media multi-channel seperti audio-visual], Persepsi juga
dipengaruhi bagaimana informasi / pesan / stimulus dipersepsikan.
1) Faktor Ekspektansi
Faktor ini adalah factor yang sangat
dominan dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini memberikan oleh
faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih
menentukan kerangka berpikir atau perceptual
set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang untuk
mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
2) Ketersediaan informasi
sebelumnya
ketiadaan informasi ketika seseorang
menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam
mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi
pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu.
Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang
tidak tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta
diskusi lainnya. Informasi juga dapat menjadi cues untuk
mempersepsikan sesuatu.
3) Kebutuhan
Seseorang akan cenderung
mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana,
seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain
yang baru saja makan.
4) Pengalaman masa lalu
sebagai hasil dari proses belajar,
pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu.
Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan
seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan
tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat
warna merah [dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua]
karena pernah menyaksikan pembunuhan.
Kesalahan dalam Persepsi
Secara umum jenis-jenis kesalahan
dalam mempersepsi diantaranya adalah: stereotype, halo
effect, mempertahankan persepsi, mempresepsi sebagian, kepribadian,
proyeksi dan kesan.
Stereotype.
Yang dimaksud dengan stereotype
adalah kecenderungan melihat orang bukan berdasarkan perilaku individual orang
tersebut tetapi berdasarkan perilaku kelompoknya. Stereotype biasanya
didasarkan pada jenis kelamin, ras, umur, agama, kewarganegaraan, atau
pekerjaan.
Halo effect.
Halo effect hampir sama dengan
stereotype. Bedanya adalah dalam halo effect orang yang mempersepsi
mempergunakan satu kepribadian seseorang sebagai dasar untuk menilai orang
tersebut secara keseluruhan. Salah satu aplikasi penting dalam kesalahan
mempersepsi yang disebabkan karena halo effect adalah ketika seorang supervisor
menilai kinerja bawahan. Jika misalnya salah satu atribut dari orang yang
dinilai kinerjanya mempengaruhi persepsi Sang Supervisor dan sang Supervisor
mengaitkannya dengan atribut lain yang tidak relevan dengan penilaian kinerja,
bukan tidak mungkin penilaian kinerja yang dilakukan supervisor tidak fair dan
menyesatkan
Perceptual defence.
Kadang-kadang kita berhadapan dengan
stimulus yang membuat kita sendiri merasa malu atau mengancam diri kita. Oleh
karena itu bukan tidak mungkin kita enggan menghadapinya. Kondisi semacam ini
disebut perceptual defence. Informasi yang secara personal akan mengancam
kedudukan kita atau secara kultural tidak bisa diterima biasanya cenderung
diabaikan kecuali informasi tersebut datang bertubi-tubi
Mempersepsi secara selektif.
Yang dimaksud dengan mempersepsi
secara selektif adalah proses menyaring informasi secara sistematis untuk
hal-hal yang tidak ingin kita dengar. Proses ini biasanya terjadi sebagai
respon atas hal-hal yang tidak menyenangkan yang pernah terjadi pada masa-masa
sebelumnya.
Membuat teori kepribadian
sendiri.
Karena kita sering berinteraksi
dengan beberapa kelompok orang, misalnya dengan orang-orang akuntansi, asuransi,
seniman, atau pegawai negeri, kita biasanya kenyang pengalaman dan paham betul
dengan perilaku kelompok-kelompok orang tersebut. Oleh karena itu kita
cenderung membuat teori sendiri mengenai profil kepribadian kelompok-kelompok
orang tersebut. Misalnya akuntan adalah orang yang pemalu, jujur, patuh, tidak
asertif, dan berkata lembut. Sementara orang-orang asuransi memiliki
kepribadian sebaliknya. Dalam batas-batas tertentu boleh jadi profil yang kita
buat cukup akurat, tidak banyak keliru. Berdasarkan pengalaman ini pula tidak
jarang kita bisa secara cepat dan akurat mempersepsi kelompok orang tersebut.
Meski demikian kita tidak boleh lupa bahwa setiap orang mempunyai kekhasan
tersendiri sehingga teori yang kita buat sesungguhnya hanya sebagai ancar-ancar
saja agar bisa mengkategorikan kelompok orang. Jika mencermati lebih detail
boleh jadi situasinya berbeda. Misalnya, tidak selalu orang yang merasa bahagia
dalam pekerjaannya, pasti orang yang lebih produktif.
Menggunakan karakteristik diri
sendiri untuk menilai orang lain.
Seringkali ketika menilai orang lain
menggunakan karakteristik yang kita miliki. Bahasa simboliknya mengukur sepatu
orang dengan ukuran sepatu kita. Cara penilaian seperti ini biasa disebut
sebagai projection. Seperti halnya kesalahan dam
mempersepsi, projectionjuga bisa menjadi cara yang efisien untuk
mempersepsi orang lain. Permasalahan yang berkaitan
dengan projection adalah bukan sekedar menilai orang lain dengan
karakteristik diri sendiri tetapi lebih dari itu yakni menilai secara negatif
perilaku orang lain meski orang lain tersebut sesungguhnya tidak berperilaku
demikian. Penilaian negatif kepada orang lain tersebut lebih disebabkan karena
diri kita sendiri yang sesungguhnya berperilaku negatif namun kita tidak mau
mengakuinya sehingga ditimpakan kepada orang lain. Dalam bahasa Sigmund Freud
upaya ini disebut mekanisme mempertahankan diri sendiri (self defense
mechanism) yang tujuannya adalah untuk memproteksi diri sendiri dan seolah-olah
kita mampu menghadapi orang lain yang dianggap tidak sempurna.
Kesan pertama.
Tidak jarang ketika kita bertemu
pertama kali dengan orang lain kita mempunyai kesan tertentu, entah kesan baik
atau buruk. Namun seringkali kita terpengaruh terhadap kesan pertama tersebut
dan dijadikan dasar untuk memberi penilaian berikutnya.
Manajemen Impresi
Uraian terakhir yang berkaitan dengan
kesalahan mempersepsi adalah persoalan kesan pertama (first impression).
Seperti dijelaskan dimuka, kesan pertama seringkali mengecoh orang lain. Oleh
karena itu untuk menghindari hal tersebut, agar tidak terkecoh, pihak lawan
juga perlu melakukan hal yang sama yang disebut manajemen impresi. Seperti
dikatakan Luthan yang dimaksud dengan manajemen impresi (impression management)
adalah sebuah proses sebagai bentuk upaya untuk memanaj atau mengendalikan
impresi yang dilakukan orang lain kepada diri kita. Sederhananya, manajemen
impresi merupakan upaya untuk meng-counter tindakan manipulatif yang
dilakukan orang lain melalui pembentukan kesan pertama. Secara umum proses manajemen
impresi melibatkan dua komponen utama yaitu
(1) motivasi yang melandasi seseorang
melakukan impresi dan
(2) konstruksi impresi.
Strategi manajemen
impresi.
Ada dua strategi yang bisa dilakukan
seorang karyawan dalam penerapan manajemen impresi. Jika seorang karyawan ingin
meminimalkan tanggungjawab terhadap kejadian yang tidak menguntungkan atau
keluar dari masalah yang selama ini mengganggu dirinya, bisa dilakukan strategi
preventif (demotion-preventive strategy). Sedangkan jika ia menginginkan
tanggungjawab maksimal terhadap sebuah hasil kegiatan yang dinilai positif bagi
dirinya atau paling tidak dirinya tampak lebih baik, ia bisa melakukan strategi
promosi diri (promotion-enhancing strategy). Untuk mengetahui lebih jauh
tentang karakteristik kedua strategi tersebut silakan And abaca di BMP
yang telah Anda miliki.
Self-fulfilling Prophecy
Salah satu aplikasi penting dari
pemahaman kita tentang proses persepsi dalam perilaku organisasi adalah sebuah
konsep yang disebut self-fulfilling prophecy. Yang dimaksud
dengan self-fulfilling prophecy adalah sebuah proses yang menjelaskan
bagaimana harapan yang berada pada pikiran seseorang, misalnya seorang guru
atau peneliti, mempengaruhi perilaku orang lain, seperti murid atau obyek lain,
sehingga orang yang dipikirkan pada akhirnya bisa memenuhi harapan orang
pertama yang memikirkan.
Pengertian Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense”
yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Menurut Dennis Coon, “Sensasi adalah pengalaman elementer yang
segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Definisi sensasi, fungsi alat indera
dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Kita mengenal lima
alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera
penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari
dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). Informasi dari luar
diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi
dari dalam diindera olehineroseptor (misalnya, system peredaran darah).
Gerakan tubuh kita sendiri diindera olegpropriseptor (misalnya, organ
vestibular).
Krech dan Crutchfield merumuskan
dalil persepsi, menjadi empat bagian :
1. Dalil persepsi 1:
Persepsi bersifat selektif secara
fungsional. Berarti objek-objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita
biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi
2. Dalil persepsi 2 :
Medan perceptual dan kognitif selalu
diorganisasikan dan diberi arti. Kita mengorganisasikan stimuli dengan melihat
konteksnya. Walaupun stimuli yang kita terima itu tidak lengkap, kita akan
mengisinya dengan interprestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang
kita persepsi.
3. Dalil persepsi 3 :
Sifat-sifat perseptual dan kognitif
dari substruktur ditentukan pada umumnya oleh sifat-sifat struktur secara
keseluruhan. Jika individu dianggap sebagai anggota kelompok, semua sifat
individu yang berkaitan dengan sifat kelompok akan diperngaruhi oleh
keanggotaan kelompolmua dengan efek
berupa asimilasi atau kontras.
4. Dalil persepsi 4 :
Objek atau peristiwa yang berdekatan
dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama lain, cenderung ditanggapi
sebagai bagian dari struktur yang sama. Dalil ini umumnya betul-betul bersifat
structural dalam mengelompokkan objek-objek fisik, seperti titik, garis, atau
balok.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Sensasi
1. Faktor Eksternal
Kuat lemahnya stimulus distraksi dari
lingkungan, jarak stimulus terhadap alat indera, dan durasi stimulus. Stimulus
yang berasal dari luar apakah sangat signifikan untuk diterima oleh syaraf dan
otak. Misalnya alat pendengaran, jika kita mendengar sesuatu yang suaranya agak
jauh apakah kita msih bisa mendengarnya dengan jelas atau samar-samar. Lalu
lamanya rangsangan itu, misalnya alat penglihatan, jika kita melihat seseorang
yang cantik/ganteng yang sedang berjalan di kerumunan orang banyak apakah kita
bisa melihatnya secara jelas atau tidak. Dan inilah yang merupakan faktor dari
luar yang dapat mempengaruhi sensasi yang di inderai.
2. Faktor Internal
Kondisi alat indera, apakah alat
indera itu masih berfungsi dengan baik atau tidak dalam menerima stimulus atau
rangsangan. Lalu kondisi syaraf dan otak, apakah masih berfungsi secara aktif
untuk menerima stimulus yang datangnya dari luar serta dapat di olah secara
baik sehingga mendapatkan respons yang baik. Faktor internal lebih kepada
kefungsian alat indera kita sendiri. Jika alat indera kita masih baik maka
dalam menerima rangsangan akan lebih efektif lagi, dan tidak timbul
keragu-raguan sehingga dapat sinkron dengan alat pengolahan yaitu syaraf dan
otak.
HAL YANG DAPAT DIPELAJARI DAN
DITERAPKAN SEHARI-HARI
Memahami sensasi dan persepsi dapat membantu
kita dalam menentukan cara pandang yang sehat terhadap dunia luar. setiap saat
kita akan berinteraksi dengan dunia luar, dimana dalam interaksi tersebut kita
akan selalu menerima sensasi dan memiliki persepsi atas intersaksi yang kita
lakukan.
Contoh saja interkasi dalam
pertemanan. Kita akan memiliki suatu pandangan tersendiri atas teman kita.
Bahkan kita dapat menilai teman kita dengan apa yang kita biasa lihat. Tentu
menilai orang atas apa yang kita lihat sendari tidak lah bijak. Untuk itu suatu
persepsi harus kita tanggapi secara bijak. Jika tidak bisa jadi akan menimbulkan
konflik di kemudian hari.
Tentu persepsi dan sensasi kan sangat
menentukan bagaimana cara kita menilai suatu hal. Termasuk menilai orang lain.
Dan juga termasuk penilaian oran lain terhadap sensasi dan persepsi yang kita
miliki.
No comments:
Post a Comment