Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis
sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud / arti serta tujuannya
seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Suatu
kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan,
perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu
strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan
ejaannya pun harus benar.
SYARAT-SYARAT
1. KESATUAN GAGASAN
Maksud
dari kesatuan gagasan adalah memiliki
subyek, predikat, serta unsur-unsur lain objek dan predikat yang saling
terikat serta membentuk kesatuan tunggal. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan
karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek,
melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh
keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
Contoh
Kesatuan Gagasan :
a) Kesatuan Tunggal
Kita
bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari, betapa kasih sayang dari orang tua
itu seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak kehidupan
kita.
b) Kesatuan Gabungan
Shelly
telah mencuci pakaiannya jam sembilan pagi, dan telah menyiapkan sarapan untuk
adiknya.
c) Kesatuan yang mengandung pertentangan
Ayah
bekerja di perusahaan mobil, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaannya itu.
d) Kesatuan Pilihan
Rizky
diperbolehkan membawa mobil, ataupun memilih untuk membawa motor.
Yang
Tidak Jelas Kesatuan Gagasannya :
Coba
perhatikan kalimat berikut, gagasannya tidak jelas atau kabur.
Di
daerah-daerah sudah mempunyai Lembaga Kesehatan.
2. KOHERENSI YANG BAIK DAN KOMPAK
Koherensi
atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan
jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan
yang seringkali juga merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan, kata
penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan
aspek yang tidak sesuai dan sebagainya.
Dalam
kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara
kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah
kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak
baik.
a.
Koherensi
rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat. Contoh
:
• BAIK : Anak yang paling kecil itu memukul
temannya dikelas kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
• TIDAK BAIK : Anak yang paling kecil itu
memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kelas temannya.
b.
Kepaduan
sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata
penghubung dsb. Contoh :
·
Anaknya
melawan kepada orang tuanya.
Perbaikan: Seharusnya kalimat ini tanpa
pemakaian kata “kepada”.
·
Makanan
4 sehat 5 sempurna perlu bagi tubuh kita.
Perbaikan: Sebaiknya kalimat ini pemakaian
kata “bagi” diganti dengan kata “untuk”.
c.
Kesalahan
lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik karena
merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakekatnya
mengandung kontradiksi. Contoh :
·
Banyak
para pengguna sepeda motor tidak mentaati peraturan lalu lintas.
Perbaikan: Makna “banyak” dan “para” tidak
tumpang tindih.
d.
Suatu
corak kesalahan lain yang sering dilakukan adalah salah menempatkan keterangan
aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap. Contoh:
·
Farida
sudah menyapu lantai hingga bersih. (baik)
·
Sudah
Farida sapu lantai hingga bersih. (baik)
·
Farida
sudah sapu lantai hingga bersih. (kurang baik)
·
Lantai
itu Farida sudah sapu hingga bersih. (salah)
3. KEHEMATAN
Kehematan
dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu. Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau
frasa yang dapat memperjelas kalimat. kalimat hemat memiliki beberapa kriteria,
yaitu
a)
.Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
-
Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.
-
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.
Perbaikannya
:
-
Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
-
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
b)
Penghematan
dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
Contoh:
-
Ia memakai baju warna merah.
-
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Perubahannya
:
-
Ia memakai baju merah
-
Di mana engkau menangkap pipit itu?
c)
.Penghematan
dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
-
Dia hanya membawa badannya saja.
-
Sejak dari pagi dia bermenung.
Perbaikannya:
-
Dia hanya membawa badannya.
-
Sejak pagi dia bermenung.
d)
.Penghematan
dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata- kata yang berbentuk jamak,
misalnya:
-
Para tamu-tamu
-
Beberapa orang-orang
Perbaikannya:
-
Para tamu
-
Beberapa orang
4. KECERMATAN
Cermat
dalam pemilihan dan penggunaan kata-kata.
• Tepat : Ayah sedang memandang keindahan
alam pegunungan.
• Tidak menimbulkan penafsiran ganda : Dia
adalah istri Pak Lurah-yang baru
5. PARALELISME / KESEJAJARAN
Memiliki
kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja
berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Contoh:
“Kakak
menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.”
Kalimat
tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi
menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat
itu harus diubah :
i. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya
ke pinggir jalan
ii. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya
ke pinggir jalan.
6. PENEKANAN
Kata
yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari
unsur-unsur yang lain. Kata penting itu misalnya inti pikiran yang terkandung
dalam tiap kalimat (gagasan utama). Namun masih terdapat beberapa cara yang
dapat dipergunakan untuk memberi penekanan itu, baik dalam bahasa lisan maupun
dalam bahasa tulisan. Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Beberapa metoda penekanan antara lain :
a.
Mengubah
posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.
Contoh : Pada kesempatan lain, kami
berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
b.
Menggunakan
partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan
–kah.
Contoh : Kami pun turut
dalam kegiatan itu.
c.
Menggunakan
repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh
: Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara
orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi
dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
d.
Menggunakan
pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh : Anak itu tidak
malas, tetapi rajin.
7. KELOGISAN
Kalimat
yang efektif adalah kalimat yang memperlihatkan logika yang balk. Logika atau
penalaran adalah proses berpikir yang baik dan teratur. Sebuah kalimat yang
tidak menunjukkan keteraturan berpikir penuturnya adalah kalimat yang tidak
efektif.
Contoh
:
• Pengunjung pergelaran seni tari tradisional
hampir mencapai seratus dua puluh ribu orang lebih. (salah)
• Pengunjung pergelaran seni tari tradisional
hampir mencapai seratus dua puluh ribu orang. (benar)
• Pengunjung pergelaran seni tari tradisional
mencapai seratus dua puluh ribu orang lebih. (benar)
DAFTAR PUSTAKA:
http://mastugino.blogspot.com/2012/10/membuat-kalimat-efektif.html
http://mastugino.blogspot.com/2012/10/membuat-kalimat-efektif.html
No comments:
Post a Comment