PENYUSUN
IANSYAH TURMUDI
ABSTRAK:
Tujuan
pembuatan artikel ini untuk mengetahui (1) Sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa indonesia.
(2) Karaktersitik umum bahasa
keilmuan
(3) Penggunaan umum bahasa indonesia.
melalui
perjalanan sejarah yang panjang, bahasa indonesia telah mencapai perkembangan
yang luar biasa, baik dari segi jumlah pemakainya,maupun dari segi tata bahasa
dan kosakata serta maknanya. Sekarang bahasa indonesia telah menjadi bahasa
modern yang digunakan dan dipelajari tidak hanya diseluruh indonesia tetapi
juga di banyak negara. Bahkan keberhasilan bangsa indonesia kepada generasi
muda dicatat sebagai prestasi dari segi peningkatan komunikasi antara warga
negara indonesia. Mahasiswa perlu disadarkan akan kenyataan ini dan ditimbulkan
kebanggaannya terhadap bahasa nasional kita. Mahasiswa yang berkepribadian baik
adalah mahasiswa yang menghargai sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.
Kata kunci: Bahasa Indonesia, Bahasa, Indonesia.
A.
PEMBAHASAN
Sejarah
Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu termasuk rumpun bahasa Austronesia yang
telah di gunakan sebagai lingua franca di nusantara sejak abad-abad awal
penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya. Bentuk bahasa
sehari-hari ini sering di namai dengan istilah Melayu pasar. Jenis ini sangat
lentur sebab sangat mudah di mengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan
sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang
di gunakan para penggunanya.
Selain
Melayu pasar terdapat pula istilah Melayu tinggi. Pada masa lalu bahasa Melayu
tinggi digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatra, Malaya, dan
Jawa. Bentuk bahasa ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh
sindiran, dan tidak seekspresif bahasa Melayu pasar. Pemerintah kolonial
Belanda yang menganggap kelenturan Melayu pasar mengancam keberadaan bahasa dan
budaya. Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan bahasa Melayu tinggi,
di antaranya dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu tinggi oleh
balai pustaka. Tetapi bahasa Melayu pasar sudah terlanjur di ambil oleh banyak
pedagang yang melewati Indonesia. Penamaan istilah “bahasa Melayu” telah di
lakukan pada masa sekitar 683-686 M. Yaitu angka tahun yang tercantum pada
beberapa prasasti berbahasa Melayu kuno dari Palembang dan Bangka.
Prasasti-prasati ini di tulis dengan aksara Pallawa atas perintah raja Kerajaan
Sriwijaya, kerajaan Maritim yang berjaya pada abad ke-7 dan ke-8. Wangsa
Sailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu kuno di Jawa Tengah.
Keping Tembaga Laguna yang di temukan di dekat Manila juga menunjukkan
keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya. Awal penamaan bahasa Indonesia
sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober
1928. Di sana, pada Kongres Nasional Kedua di Jakarta, di canangkanlah
penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negera Indonesia
pasca-kemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang
sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih bahasa
Indonesia yang beliau dasarkan dari bahasa Melayu yang di tuturkan di Riau.
Kedudukan Bahasa
Indonesia
1. Kedudukan
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional
Kedudukan bahasa indonesia sebagai
bahasa nasional ditetapkan melalui ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober
1928 yang berbunyi sebagai berikut:
“Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah
satoe,
Tanah Air Indonesia.
Mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia Mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.”
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a. Lambang kebanggaan nasional
b. Lambang identitas nasional
c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa
d. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya
Tanah Air Indonesia.
Mengakoe berbangsa satoe, Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia Mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.”
Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a. Lambang kebanggaan nasional
b. Lambang identitas nasional
c. Alat pemersatu berbagai suku bangsa
d. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya
Sebagai
lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial
budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Bangsa Indonesia harus merasa bangga
karena adanya bahasa indonesia yang dapat menyatukan berbagai suku bangsa yang
berbeda. Atas dasar kebanggaan inilah, bahasa Indonesia terpelihara dan
berkembang serta rasa kebanggaan memakainya senantiasa terbina.
Sebagai
lambang identitas nasional, bahasa indonesia kita junjung tinggi di samping
bendera dan lambang negara itu. Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat,
sebuah bangsa memerlukan identitas, diantaranya dapat diwujudkan melalui
bahasanya. Dengan adanya sebuah bahasa yang dapat mengatasi berbagai bahasa dan
suku bangsa yang berbeda dapat mengidentikkan diri sebagai suatu bangsa melalui
bahasa tersebut.
Berkat adanya bahasa Nasional, kita
dapat berhubungan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga
kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang budaya dan bahasa dapat
terhindarkan. Kalau tidak ada sebuah bahasa, seperti bahasa Indonesia yang bisa
menyatukan suku-suku bangsa yang berbeda, akan banyak muncul masalah perpecahan
bangsa, dan kita dapat bepergian keseluruh pelosok tanah air dengan
memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satusatunya alat komunikasi.
Sebagai alat perhubungan antar
daerah dan antar budaya, bahasa Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa
yang berbeda itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan
tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai
sosial budaya serta bahasa daerah yang bersangkutan. Dengan demikian, kita
dapat meletakkan kepentingan nasional di atas kepentingan daerah (kesukuan)
atau golongan.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional dengan masih digunakannya bahasa Indonesia sampai sekarang.
Contohnya saja India, Malaysia, dan lain-lain yang harus bisa menggunakan
bahasa Inggris juga dalam berbagai media komunikasi misalnya saja buku, koran,
acara pertelevisian, website, dan lain-lain. Bahasa nasional juga sebagai alat
pemersatu bangsa yang berbeda suku,agama, ras, adat istiadat, dan budaya.
2. Kedudukan
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara
Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam Undang-Undang Dasar 1945, BAB XV, pasal 36. Sebagai bahasa negara bahasa Indonesia berfungsi:
Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam Undang-Undang Dasar 1945, BAB XV, pasal 36. Sebagai bahasa negara bahasa Indonesia berfungsi:
a. Bahasa
resmi kenegaraan, yang mana digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah
proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia
dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk
lisan maupun tulisan.
b. Bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan, dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi
pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Cara ini
akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai
bahasa ilmu pengeyahuan dan teknologi (IPTEK).
c. Alat
perhubungan di tingkat nasional, dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia
dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada
masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem
administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
d. Alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dibuktikan dengan
penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran,
buku-buku populer, majalah-majalah ilmiyah, maupun media cetak lainnya.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia dipakai untuk urusan urusan kenegaraan. Dalam hal ini, pidato-pidato resmi, dokumen, dan surat resmi harus ditulis dalam bahasa Indonesia. Upacara-upacara kenegaraan juga dilangsungkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia dalam acara-acra kenegeraan sesuai dengan UUD 1945 mutlak dilakukan.
Sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Bahasa Indonesi merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, kecuali di daerah-daerah yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar. Sebagai Alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan, bahasa indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku, melainkan juga sebagai alat perhubungan dalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya. Kalau ada lebih dari satu bahasa yang digunakan sebagai alat perhubungan, keefektifan pembangunan dan pemerintahan akan terganggu karena akan diperlukan waktu yang lebih lama dalam berkomunikasi. Bahasa indonesia dapat mengatasi hambatan ini. Sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa di Indonesia yang memenuhi syarat untuk itu karena bahasa Indonesia telah dikembangkan untuk keperluan tersebut dan bahasa ini dimengerti oleh sebagian besar masyarakan Indonesia. Pada saat yang sama pula bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat untuk menyataka nilai-nilai sosial budaya nasional.
Fungsi Bahasa Indonesia
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1. Lambang
kebanggaan kebangsaan,
2. Lambang
identitas nasional,
3. Alat
perhubunganantarwarga, antardaerah, dan antarbudaya,
4. Alat
yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa
Dengan
latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan
kebangsaan Indonesia. Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan
nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan kita. Atas dasar
kebangsaan ini, bahasa Indonesia kita pelihara dan kita kembangkan, rasa
kebanggaan memakainya senantiasa kita bina. Sebagai lambang identitas nasional,
bahasa Indonesia kita junjung di samping bendera dan lambang negara kita. Di
dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki
identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita
yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila
masyarakat pemakainya bersih dari unsurunsur bahasa lain, terutama bahasa asing
seperti bahasa Inggris, yang tidak benar benar diperlukan.
Fungsi
bahasa Indonesia yang ketiga sebagai bahasa nasional adalah sebagai alat
perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarsuku bangsa. Berkat adanya bahasa
nasional, kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga
kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa
tidak perlu dikhawatirkan. Kita dapat bepergian dari pelosok satu ke pelosok
yang lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai
satu-satunya alat komunikasi.
Fungsi
Bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional adalah
sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai-bagai suku
bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda
ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Di dalam hubungan ini, bahasa
Indonesia memungkinkan berbagai-bagai suku bangsa ini mencapai keserasian hidup
sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan
dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa
daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu kita dapat
meletakkan kepentingan nasional jauh di atas kepentingan daerah atau golongan.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai:
1.
Bahasa
resmi kenegaraan,
2.
Bahasa
pengantar di dalam dunia pendidikan,
3.
Alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan,
4.
Alat
pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan,
bahasa Indonesia dipakai di dalam
segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Termasuk dalam kegiatan-kegiatan itu adalah dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
Fungsinya yang kedua di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,
bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali di daerah-daerah, seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, dan Makassar yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Termasuk dalam kegiatan-kegiatan itu adalah dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
Fungsinya yang kedua di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,
bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali di daerah-daerah, seperti Aceh, Batak, Sunda, Jawa, Madura, Bali, dan Makassar yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Fungsi yang ketiga didalam kedudukanya
sebagai bahasa Negara, bahasa
Indonesia adalah sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah.di dalam hubungan dengan fungsi ini.
Indonesia adalah sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah.di dalam hubungan dengan fungsi ini.
Bahasa Indonesia dipakai bukan saja
sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintahan dan masyarakat
luas,dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku,
melainkan sebagai alat perhubungan didalamnya masyarakat yang sama latar
belakang sosial budaya dan bahasanya.
Karakteristik Umum Bahasa Keilmuan
Bahasa Indonesia Keilmuan merupakan
media pemapar berbagai gagasan keilmuan, baik berupa kosep, fakta, prinsip,
prosedur, teori atau yang lainnya.
1.
Karakteristik
Umum
a)
Objektif
b)
Ringkas
dan jelas
c)
Logis
d)
Formal
e)
Konsisten
2.
Karakteristik
Khusus
a)
Ejaan
b)
Diksi
c)
Kalimat
d)
Paragraf
Objektif
Objektif sebagai
salah satu karakteristik Bahasa Indonesia Keilmuan diwujudkan dengan penggunaan
bahasa yang menghindari bias pribadi atau subjektif. Kata-kata yang digunakan
dalam karya keilmuan harus netral, tidak memihak, dan berorientasi pada gagasan
atau objeknya.
Ringkas Dan Jelas
Komunikasi
keilmuan adalah komunikasi lugas dan langsung pada inti informasi. Komunikasi
keilmuan harus langsung pada inti informasi dengan cara menggunakan unsur
bahasa(kata/istilah) yang memang diperlukan untuk memaparkan informasi keilmuan.
Logis
Kelogisan sebagai
salah satu ciri karya keilmuan dapat dikaitkan dengan kebeterimaan hubungan
antarbagian. Bagian-bagian tersebut dapat mengacu pada konstruksi kalimat,
paragraf, maupun keseluruhan karya.
Diksi
Diksi adalah
pilihan kata. Ada dua pertimbangan untuk pemilihan kata : Kesesuaian (
BERKAITAN DENGAN KELAZIMANNYA) Ketetapan ( BERKAITAN DENGAN ACUAN MAKNA)
Formal
Ciri formal bahasa
keilmuan ditemukan dalam tataran kosakata, bentukan kata, dan kalimat. Bahasa
keilmuan harus menggunakan bahasa baku dan menghindari kosakata
kolokia/percakapan sehari-hari.
Konsisten
Konsisten atau
taat asas berkaitan dengan penggunaan unsur bahasa dalam karya keilmuan. Unsur
kebahasaan yang dimaksud adalah kosakata/istilah, bentukan kata, dan penggunaan
kata singkatan.
Ejaan
Ketentuan atau
kaidah yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan-satuan kata, kelompok kata,
atau kalimat, beserta penggunaan tanda baca.
Kalimat
Penulisan kalimat
sangat penting yaitu untuk memperhatikan keefektifan kalimat yang didapat
dilihat dari sisi penulis dan pembaca.
Paragraf
Dua hal utama yang
dihadapi dalam pengembangan paragraf, yaitu: v Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam
gagasan-gagasan penjelas. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas ke
dalam gagasan-gagasan penjelas. Dalam hal ini kesatuan kalimat sangat perlu
Diperhatikan kesatuan kalimat. untuk menjaDikan suatu paragraf memiliki makna
maka harus Disusun kalimat yang saling berkaitan satu sama lain.
PENGGUNAAN UMUM
BAHASA INDONESIA KEILMUAN
Penggunaan bahasa Indonesia pada
remaja saat ini sering menggunakan bahasa-bahasa gaul yang sebenarnya dapat
merusak tatanan asli bahasa Indonesia. Padahal, penggunaan bahasa Indonesia
yang benar sangat penting untuk menjaga bahasa Indonesia sebagai identitas
negara.
a.
Objektif
Perhatikan kata yang dicetak miring pada kalimat
berikut!
1.
Kita tentu sering
mendengar istilah tentang ilmu jiwa.
2.
Barangkali yang mula-mula
terpikir oleh kita bahwa ilmu jiwa tentu membahas masalah ilmu
jiwa.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini!
1.
Istilah ilmu jiwa sering terdengar/didengar
akhir-akhir ini.
2.
Barangkali yang mula-mula
terpikirkan ialah bahwa ilmu jiwa tentunya membahas masalah kejiwaan.
Berdasarkan contoh tersebut ternyata bahwa dalam penggunaan BIK
yang ditekankan adalah keobjektifan. Kata-kata yang digunakan netral/tidak memihak
dan berorientasi pada gagasan/objeknya. Penggunaan kata yang bersifat
subjektif, ekstrem/mutlak, dan emosional dihindari.
b. Ringkas dan Jelas
Perhatikan kata yang dicetak
miring pada kalimat berikut!
Tidak diragukan lagi bahwa
keterangan seperti itu masih samar dan tidak memberikan penjelasan apa-apa
tentang topik itu karena tidak lebih dari mengulang kata-katanya saja.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini!
“Tidak diragukan lagi bahwa keterangan seperti
itu masih samar.”
Kata masih samar berarti tidak memberikan penjelasan
apa-apa dan seterusnya. Oleh karena itu, penggunaan kelompok kata yang bercetak
miring mubazir atau boros. Komunikasi keilmuan harus langsung pada inti
informasi dengan cara menggunakan unsur bahasa, misalnya kata/istilah yang
memang diperlukan untuk memaparkan informasi keilmuan.
c. Cendekia
Perhatikan kata yang dicetak miring pada kalimat
berikut!
Suatu perencanaan apabila
diikuti oleh pengendalian yang teratur dapat mengha-silkan
penghematan-penghematan di dalam perusahaan yang sekaligus akan memperkuat
kemampuan perusahaan dan memberi saran-sarankepada mana-jemen.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini!
“Suatu perencanaan dan
pengendalian yang teratur dapat menghasilkan berbagai penghematan, memperkuat daya
saing perusahaan, dan memberikan masukan kepada sistem menajemen
atau saran-saran rekomendasi kepada pihak manajer/pengelola.”
Kalimat
pertama menyatakan 3 gagasan, yaitu perencanaan yang diikuti pengendalian dapat
menghasilkan penghematan, memperkuat kemampuan, dan memberikan saran kepada
manajemen. Yang membingungkan pemahaman ialah benarkah perencanaan yang diikuti
pengendalian dapat memberikan saran-saran kepada manajemen? Terdapat kerancuan
pemahaman antara manajemen, sistem manajemen, dan manajer atau dengan kata lain
pengelolaan, sistem pengelolaan, dan pengelola. Saran-saran atau rekomendasi
seharusnya ditujukan kepada personal/orang, sedangkan masukan atau in put
ditujukan pada lembaga atau sistem.
Pada kalimat kedua, penulis lebih cermat dalam memilih kata.
Kecermatan/ketelitian dalam memilih kata, frasa, kalimat dan sebagainya
merupakan cirri kecendekiaan. Dengan kecendekiaan, penulis dapat
membentuk pernyataannya dengan tepat, cermat, logis, dan abstrak.
d. Formal
Perhatikan kata yang dicetak
miring pada kalimat berikut!
Dalam penelitian ini akan
mencoba melihat sejauh mana hal-hal yang dikemukakan di atas berkembang
dalam lingkungan perusahaan secara efektif.
Kalimat di atas fungsi subjek dan keterangan tidak jelas. Jika penelitian
ini berfungsi subjek maka tidak perlu diberi pengantar kata depan dalam
dan sejenisnya. Jika kata dalam penelitian ini berfungsi sebagai keterangan
diikuti bentuk verba pasif di- .untuk memenuhi ciri formal, kalimat
tersebut perlu diubah sebagai berikut.
a.
… penelitian ini akan mencoba
… (fungsi subjek), atau
b.
… dalam penelitian ini akan
dicoba … (fungsi keterangan).
e. Konsisten/Taat Asas
Perhatikan kata yang dicetak miring pada kalimat
berikut!
a. Mula-mula yang dilakukan peneliti adalah menghimpun data lapangan, mengolahnya,
dan memberikan penafsiran.
b.
Kumpulan data lapangan, hasil analisis, dan interpretasi adalah bagian
yang sangat penting dalam penelitian keilmuan.
Kata menghimpun,
mengolah, penafsiran, menjadi kumpulan, analisis, dan interpretasi
kalimat yang digunakan secara tidak konsisten.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini!
a. Mula-mula yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan data lapangan,
menganalisisnya, dan memberikan interpretasi.
b.
Kumpulan data lapangan, hasil analisis, dan interpretasi adalah bagian
yang sangat penting dalam penelitian keilmuan.
Kalimat di atas penggunaan kata mengumpulkan, menganalisis,
dan interpretasi menjadi kumpulan, analisis, dan interpretasi kalimat yang
digunakan dengan konsisten.
Penggunaan
unsur bahasa dalam karya keilmuan digunakan secara konsisten. Unsur kebahasaan
yang dimaksud adalah kosakata/istilah, bentukan kata, dan penggunaan singkatan.
Hal itu berbeda dengan diksi dalam karya nonkeilmuan yang lebih menekankan pada
kevariasian penggunaan kata. Dalam karya keilmuan jika sebuah istilah atau kata
digunakan maka selanjutnya istilah/kata tersebut digunakan secara konsisten.
B.KESIMPULAN:
Bahasa indonesia
berfungsi sebagai:
1.Bahasa resmi
kengaraan.
2.Bahasa
pengantar di dalam dunia pendidikan.
3.Alat
perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
4.Alat
pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
SARAN:
Dengan pemakaian
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman
kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus
berbahasa indonesia. Berkat adanya bahasa nasional, kita dapat berhubungan satu
dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan
latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment