Thursday, March 12, 2015

KALIMAT EFEKTIF


Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud / arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Suatu kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

SYARAT-SYARAT

1.    KESATUAN GAGASAN

Maksud dari kesatuan gagasan adalah memiliki  subyek, predikat, serta unsur-unsur lain objek dan predikat yang saling terikat serta membentuk kesatuan tunggal. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
Contoh Kesatuan Gagasan :

a)    Kesatuan Tunggal
Kita bisa merasakan dalam kehidupan sehari-hari, betapa kasih sayang dari orang tua itu seringkali merupakan tenaga pendorong yang amat kuat dalam tindak kehidupan kita.

b)    Kesatuan Gabungan
Shelly telah mencuci pakaiannya jam sembilan pagi, dan telah menyiapkan sarapan untuk adiknya.

c)    Kesatuan yang mengandung pertentangan
Ayah bekerja di perusahaan mobil, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaannya itu.

d)    Kesatuan Pilihan
Rizky diperbolehkan membawa mobil, ataupun memilih untuk membawa motor.

Yang Tidak Jelas Kesatuan Gagasannya :
Coba perhatikan kalimat berikut, gagasannya tidak jelas atau kabur.
Di daerah-daerah sudah mempunyai Lembaga Kesehatan.




2.    KOHERENSI YANG BAIK DAN KOMPAK

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang seringkali juga merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainya.

Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan lagi struktur, atau interelasi antara kata-kata yangmenduduki sebuh tugas dalam kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat dapat mengandung sebuah kesatuan pikiran, namun koherensinya tidak baik.

a.    Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat. Contoh :

•    BAIK : Anak yang paling kecil itu memukul temannya dikelas kemarin pagi, dengan sekuat tenaganya.
•    TIDAK BAIK : Anak yang paling kecil itu memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kelas temannya.

b.    Kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dsb. Contoh :

·         Anaknya melawan kepada orang tuanya.
Perbaikan: Seharusnya kalimat ini tanpa pemakaian kata “kepada”.
·         Makanan 4 sehat 5 sempurna perlu bagi tubuh kita.
Perbaikan: Sebaiknya kalimat ini pemakaian kata “bagi” diganti dengan kata “untuk”.

c.       Kesalahan lain yang dapat merusak koherensi adalah pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya tidak tumpang tindih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi. Contoh :

·         Banyak para pengguna sepeda motor tidak mentaati peraturan lalu lintas.
Perbaikan: Makna “banyak” dan “para” tidak tumpang tindih.

d.      Suatu corak kesalahan lain yang sering dilakukan adalah salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan, belum, dsb) pada kata kerja tanggap. Contoh:
·         Farida sudah menyapu lantai hingga bersih. (baik)
·         Sudah Farida sapu lantai hingga bersih. (baik)
·         Farida sudah sapu lantai hingga bersih. (kurang baik)
·         Lantai itu Farida sudah sapu hingga bersih. (salah)



3.    KEHEMATAN

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat. kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu

a)      .Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
- Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.
Perbaikannya :
- Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

b)      Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata. Contoh:
- Ia memakai baju warna merah.
- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Perubahannya :
- Ia memakai baju merah
- Di mana engkau menangkap pipit itu?

c)      .Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
- Dia hanya membawa badannya saja.
- Sejak dari pagi dia bermenung.
Perbaikannya:
- Dia hanya membawa badannya.
- Sejak pagi dia bermenung.

d)     .Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata- kata yang berbentuk jamak,
misalnya:
- Para tamu-tamu
- Beberapa orang-orang
Perbaikannya:
- Para tamu
- Beberapa orang


4.    KECERMATAN

Cermat dalam pemilihan dan penggunaan kata-kata.
•    Tepat : Ayah sedang memandang keindahan alam pegunungan.
•    Tidak menimbulkan penafsiran ganda : Dia adalah istri Pak Lurah-yang baru

5.   PARALELISME / KESEJAJARAN

Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Contoh:
“Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.”

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :

i.    Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
ii.    Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

6.    PENEKANAN

Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Kata penting itu misalnya inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama). Namun masih terdapat beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk memberi penekanan itu, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan. Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Beberapa metoda penekanan antara lain :

a.       Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh : Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
b.      Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
                        Contoh : Kami pun turut dalam kegiatan itu.

c.       Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh : Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.

d.      Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
                        Contoh : Anak itu tidak malas, tetapi rajin.


7.    KELOGISAN

Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memperlihatkan logika yang balk. Logika atau penalaran adalah proses berpikir yang baik dan teratur. Sebuah kalimat yang tidak menunjukkan keteraturan berpikir penuturnya adalah kalimat yang tidak efektif.
Contoh :

•    Pengunjung pergelaran seni tari tradisional hampir mencapai seratus dua puluh ribu orang lebih. (salah)
•    Pengunjung pergelaran seni tari tradisional hampir mencapai seratus dua puluh ribu orang. (benar)
•    Pengunjung pergelaran seni tari tradisional mencapai seratus dua puluh ribu orang lebih. (benar)









DAFTAR PUSTAKA:

http://mastugino.blogspot.com/2012/10/membuat-kalimat-efektif.html
http://mastugino.blogspot.com/2012/10/membuat-kalimat-efektif.html

DIKSI DAN ARTI


I.                    PENGERTIAN DIKSI
Diksi memiliki 2 arti. Diksi dalam artian yang pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis dan pembicara. Dalam arti kedua, diksi adalah enusiansi kata, yaitu kejelasan pengucapan kata dan ketepatan pemenggalan kalimat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
II.                  PERSYARATAN DIKSI
Ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu persyaratan ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan ialah hal yang menyangkut makna, logika, dan kesamaan maksud. Sedangkan kesesuaian adalah kecocokan dengan konteks sosial; apakah kata-kata yang dipilih dapat diterima oleh masyarakat dan apakah pilihan kata yang kita pakai sudah merupakan pilihan kata yang baku.
III.                PENERAPAN DIKSI DALAM RAGAM FORMAL
Penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara tepat agar dapat mengungkapkan maksud  yang akan kita sampaikan. Beberapa alasan untuk memilih kata dan menggunakannya secara tepat, diantaranya :
1.      Kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki makna konotatif.
2.      Kata-kata yang memiliki makna umum dan makna khusus.
3.      Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.
4.      Kata-kata ada yang  berupa  kata ragam formal (baku) dan kata ragam percakapan
5.      (non baku).
6.      Kata-kata perlu digunakan secara tepat.
7.      Kata-kata perlu di tulis secara benar.

Hal-hal diatas di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
1.      Kata-Kata Denotatif dan konotatif
a.      Makna denotatif adalah makna yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna. Contoh kata denotatif yaitu membicarakan, memperlihatkan dan penonton.
b.      Makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan kata bermakna denotatif yang mengalami penambahan. Contoh kata konotatif, yaitu :
·         Membahas, mengkaji
·         Menelaah, meneliti, menyelidiki
·         Pemirsa, pemerhati
2.      Kata Umum dan Kata Khusus
a.      Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain. Contohnya ikan, bunga dan warna.
b.       Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain. Contohnya hiu, mawar dan hijau.

3.      Kata makna bersinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa. Dalam menggunakan kata bersinonim, kita harus menggunakan kata yang tepat dalam kalimat ragam formal karena meskipun bersinonim pada dasarnya kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya. Contoh kata bersinonim :
·         Cerdas : cerdik, hebat, pintar.
·         Besar   : agung, raya
·         Mati    : mangkat,wafat,meninggal

4.      Kata baku dan non-baku
Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa ranah. Diantaranya :
a.      Ranah finologis
Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :
·         Penambahan fonem
Kata Baku
Kata Non Baku
Imbau
Himbau
Andal
Handal
Utang
Hutang
·         Pengurangan fonem
Kata Baku
Kata Non Baku
Terap
Trap
Terampil
Trampil
Tetapi
Tapi
Tidak
Tak
·         Pengubahan fonem
Kata Baku
Kata Non Baku
Telur
Telor
Ubah
Obah
Tampak
Nampak


b.      Ranah morfologis.
Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.
·         Pengurangam fonem
Kata Baku
Kata Non Baku
Memfokuskan
Memokukan
Memprotes
Memrotes
Memprotes
Memitnah
·         Pengubahan fonem
Kata Baku
Kata Non Baku
Mengubah
Merubah
·         Penggantian afiks
Kata Baku
Kata Non Baku
Menangkap
Nangkap
Menatap
Natap
Mengambil
Ngambil
Menahan
Nahan
·         Kelebihan fonem
Kata Baku
Kata Non Baku
Beracun
Berracun
Beriak
Berriak
Beribu
Berribu
Becermin
Becermin

c.       Ranah leksikon
Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat dalam  ragam percakapan. Contoh  pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai berikut :
Frasa Baku
Frasa Non Baku
Tidak terlalu
Tidak begitu
Belum masak
Belum matang
Tidak mau
Enggak mau
Hanya nasi
Nasi doang

5.      Pilihan Kata yang Tepat
a.      Kata Redundan
Dalam kalimat  ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya redundan. Artinya,kata-kata yang di gunakan melebihi makna, contohnya :
Frasa Baku
Frasa Non Baku
Sangat pedih
Amat sangat pedih
Paling kaya
Paling terkaya
b.      Kata Depan
Dalam kalimat ragam formal, kita perlu menggunakan kata-kata secara tepat dalam hal penggunaan kata depan. Seperti :
Penggunaan Kata yang Tepat
Penggunaan Kata yang Tidak Tepat
Pada siang hari
Di siang hari
Pada pagi hari
Di pagi hari
Pada kita
Di kita
Penggunaan Kata yang Tepat
Penggunaan Kata yang Tidak Tepat
Kepada kami
Di kami
Kepada kita
Di kita
Kepada ibu
Di ibu
Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung  harus digunakan secara tepat, yang sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat,:
1.      Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.
2.      Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum, sesudah, selama, sepanjang.
3.      Untuk keterangan alat di gunakan kata dengan.
4.      Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.
5.      Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.
6.      Untuk keterangan penyerta di gunakan kata dengan, bersama, beserta.
7.      Untuk keterangan perbandingan atau kemiripan digunakan kata seperti, bagaikan,laksana.
8.      Untuk keterangan sebab di gunakan kata karena, sebab.

6.      Kata Serapan
Dalam bahasa Indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus memilih dan menggunakan kata serapan yang sudah di bakukan.
Kata Baku
Kata Non Baku
Apotek
Apotik
Asas
Azas
Asasi
Azasi

Contoh Diksi
Dampak Pemanasan Global
Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkankarena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

No
Salah Diksi
Perbaikan
Alasan/Analisis
1.
Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapaprakiraan mengenai   dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapaperkiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
Kata prakiraan merupakan kata tidak baku. Sedangkan kata perkiraan merupakan kata baku, yang memiliki kata dasar ‘kira’ dengan imbuhan per-..-an
2.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere)akan memanas lebih daridaerah-daerah lain di Bumi.
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere)akan lebih memanas daripada daerah-daerah lain di Bumi.
Kata ‘akan memanas   lebih dari’, sebaiknya diperbaiki dengan kata ‘akan lebih memanas daripada’ karena kata lebih biasanya diikuti oleh kata sifat dan kata daripada menunjukkan sebuah perbandingan sedangkan kata dari menunjukkan asal.
3.
Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil.
Akibatnya, gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil.
Kata ‘gunung-gunung   es’ merupakan pemborosan kata karena gunung es hanya terdapat di daerah kutub, sehingga dapat ditulis ‘gunung es’ saja.
4.
Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi.
Sebaiknya penggunaan kata ‘malah’ dihapuskan, karena pemborosan kata.
5.
Hal ini disebabkan karenauap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Hal ini disebabkan olehuap air yang merupakangas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Kata ‘disebabkan karena’merupakan bentuk padanan yang tidak serasi. Sebaiknya digantikan   dengan kata ‘disebabkan oleh’. Dan sebelum kata ‘merupakan’perlu ditambah kata ‘yang’ sebagai penjelas.
6.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air).
Kata ‘di mana’ merupakan pemborosan kata dan kata tersebut tidak dapat dipakai dalam kalimat pernyataan.
7.
Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara merata,sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
Kata ‘rata-rata’ menunjukkan suatu hasil perhitungan. Sehingga kata ‘rata-rata’ perlu diubah menjadi ‘merata’
8.
(Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini).
(Curah hujan di dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini).
Kata ‘di seluruh dunia’ sebaiknya di singkat menjadi ‘di dunia’ karena bagaimana pun juga dunia hanya ada satu.
9.
Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering daripadasebelumnya.
Kata ‘dari’ berarti asal, sedangkan kata ‘daripada’ berarti perbandingan. Dalam kalimat tersebut membandingkan keadaan suatu daerah dengan sebelumnya. Sehingga kata ‘dari’ perlu diubah menjadi ‘daripada’.
10.
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan darisebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat.
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan daripadasebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat.
Kata ‘dari’ perlu diubah menjadi ‘daripada’ karena dalam kalimat tersebut menunjukkan suatu perbandingan.
11.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya danmencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.
Tanda koma pada kalimat tersebut lebih baik diubah dengan kata penghubung ‘dan’.


IV.               FUNGSI DIKSI
Fungsi diksi yaitu:
1.     Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
2.     Untuk mencapai target komunikasi yang efektif
3.     Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal
4.     Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
5.     Supaya suasana yang tepat bisa tercipta.



V.                 JENIS MAKNA DIKSI
Ø  Jenis-Jenis Diksi Berdasarkan Makna
·        Makna Denotatif
adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna. Makna denotatif berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotatif dapat dibedakan atas dua macam relasi :
ü  Pertama
Relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya
ü  Kedua
antara sebuah kata dan ciri-ciri atauperwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya
Contoh Makna Denotatif
Misal :
kata Makan Kata ini berarti memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.
Makna ini berarti denotatif.

·        Makna Konotatif
Adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan criteria tambahan yang di kenakan pada sebuah makna konseptual. Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan
Contoh Makna Konotatif
Misal :
Kata kamar kecilKata ini berarti sebuah ruangan yang kecil pada makna denotatif tapi pada makna konotatif berarti jamban.

Ø  Jenis-Jenis Pilihan Kata atau Diksi
Berdasarkan Leksikal
ü  Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama tetapi bentuknya berlainan. Sinonim ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan.
·        Sinonim mutlak :
Kata-kata yang dapat bertukar tempatdalam konteks kebahasaan apa pun tanpa mengubahmakna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata /frasa / klausa / kalimat.
·        Sinonim semirip :
Kata-kata yang dapat bertukar tempatdalam konteks kebahasaan tertentu tanpa mengubahmakna struktural dan leksikal dalam rangkaian kata / frasa /klausa / kalimat tersebut saja.
·      
 Sinonim selingkung :
Kata-kata yang dapat saling menggantidalam satu konteks kebahasaan tertentu saja secarastruktural dan leksikal.
Contoh Sinonim mutlak :
kosmetik = alat kecantikan
laris = laku, larap
Contoh Sinonim semirip :
melatis = menerobos lahiriah = jasmaniah
Contoh Sinonim selingkung :
lemah = lemas
binatang = fauna
Kesinoniman masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.
Contoh kalimat:
Aku masih beruntung karena perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat ibuku bekerja, berbaik hatimau melunasi semua tunggakan kuliahku.

ü  Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain.  Antonim disebut juga dengan lawan kata.
·        Antonim berpasangan :
kata-kata yang secara makna jelasbertentangan karena didasarkan pada makna pasangannyasehingga tidak bisa dipertentangkan tanpa kehadiranmakna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifkan,tidak secara serta-merta memunculkan pasangannya.
·        Antonim melengkapi :
kata-kata yang secara maknabertentangan, tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain.
·        Antonim berjenjang :
kata-kata yang secara maknamengandung pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat.
Contoh Antonim berpasangan :
Suami >< Istri
Pembeli >< penjual
Jual >< beli
Contoh Antonim melengkapi :
pertanyaan >< jawabanmencari >< menemukan
Contoh Antonim berjenjang :
dingin >< hangat >< panas
kaku >< lentur >< elastis
mahal >< wajar >< murah
Contoh Kalimat Berantonim :
ü  Hanya janji Allah SWT, yang menyatakan akan datang kemudahan setelah kesulitan
ü  Kegagalan adalah gerbang menujuKesuksesan.


ü  Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki maknayang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yangsama adalah ejaannya maka disebut Homofon. Ada dua bentuk Homonim :
ü  Homograf
Homonim yang mempunyai lafal yang sama
Contoh Homograf :
Amplop
Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kitaharus menggunakan amplop
(amplop = amplop surat biasa)
Agar bisa diterima menjadi pns ia member amplop kepada para pejabat
(amplop =sogokan atau uang pelicin)
ü  Homofon
Homonim yang mempunyai ejaan yang  sama
Contoh Homofon :
Masa dengan Massa
Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai
(masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat dimediamassa
(massa =masyarakat umum)
VI.               PERUBAHAN MAKNA DIKSI
Macam-macam perubahan makna:
1.  Perluasan arti
Yang dimaksud dengan perluasan arti adalah suatu proses perubahan makna yang dialami sebuah kata yang tadinya mengandung suatu makna yang khusus, tetapi kemudian meluas sehingga melingkupi sebuah kelas makna yang lebih umum.
2.  Penyempitan arti
Penyempitan arti sebuah kata adalah sebuah proses yang dialami sebuah kata dimana makna yang lama lebih luas cakupannya dari makna yang baru.
3.  Ameliorasi
Ameliorasi adalah suatu proses perubahan makna, dimana arti yang baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari arti yang lama.
4.  Peyorasi
Peyorasi adalah suatu proses perubahan makna sebagai kebalikan dari ameliorasi. Dalam peyorasi arti yang baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama.

VII.             PERGESERAN MAKNA DIKSI
Pergeseran makna di bedakan atas 2 macam :
a.Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi adanya persamaan sifat.
contoh : -Andani menyikat giginya sampai bersih
              -Pencuri itu menyikat habis barang-barang berharga di rumah itu
b.Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.
contoh : -Nasi goreng itu rasanya pedas sekali
              -Kata-katanya saat marah sangat pedes di denger

VIII.           PENGGUNAAN KATA DALAM KALIMAT
Idealnya setiap kata mengacu pada satu obyek, namun pada kenyataannya, suatu kata dapat mewakili berbagai obyek, contoh kata buku, dapat mewakili ruas maupun mewakili kitab.  Suatu kata dapat diwakili oleh kata lain yang sama artinya, tetapi kata-kata yang bermakna sama itu tidak dapat digunakan secara sama dalam konteks kalimat yang sama.
Contoh:
-          Mereka pergi ke Bandung dengan kereta cepat.
-          Dengan cepat pertumbuhan penduduk sebesar 2,3% penduduk Indonesia pada tahun 2014.
-          Rencana itu perlu cepat dilaksanakan.
Penggunaan kata cepat pada kalimat pertama tepat, sedangkan dalam kalimat kedua kata cepat harus diganti dengan kata laju, dan dalam kalimat ketiga kata cepat harus diganti dengan kata segera.
Selain dengan ketepatan, dalam pemilihan kata juga harus diperhatikan aspek kesesuaian yang dapat dilihat dari kesempatan seperti:
-          Dalam acara formal (karya ilmiah, ceramah ilmiah, dsb.) atau acara non formal (percakapan santai)
-          Situasi masyarakat
-          Nilai sosial
-          Kata baku dan non baku
IX.                KESALAHAN DALAM PEMAKAIAN GABUNGAN KATA DAN KATA
Pada bagian berikut akan diperhatikan kesalahan kasalahan penbentukan kata, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis.
3.2.1 Awalan Me-
Penganggalan pada judul cerita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan me- harus eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.
Contoh:
a.    Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia (salah).
b.    Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia (benar).
3.2.2 Awalan Ber-
Kata-kata yang berawalan Ber- sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber harus dieksplisitkan secara jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam pemakaian.


Contoh:
a.    Sampai jumpa lagi (salah)
b.    Sampai berjumpa lagi (benar)
3.2.3 Peluluhan Bunyi /c/
Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me-. Padahal tidak seperti itu.
Contoh:
a.    Ali sedang menyuci mobil (salah)
b.    ali sedang mencuci mobil (benar)
3.2.4 Kata Dasar
Ada gejala bunyi awal kata dasar, penggunaan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya pencampuran antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian.
Contoh:
Nyopet, mandang, nulis, dan nambrak. Dalam bahasa Indonesia kita harus menggunakan kata-kata mencopet,memandang, menulis, dan menembrak.
3.2.5 Bunyi /s/, /k/, p/, dan /t/ yang tidak Luluh
Kata dasar yang bunyi awalnya s, k, p, atau t sering tidak luluh jika mendapat awalan me- atau pe-. Padahal menurut kaidah buku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau.
Contoh:
a.    Semua warga neraga harus mentaati peraturan yang berlaku (salah)
b.    Semua warga neraga harus menaati peraturan yang berlaku (benar)
3.2.6 Awalan Ke- yang Kelirugunaan
Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter sering diberi awalan ke. Hal itu disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan yang tepat.
Contoh:
a.    Pengendara mator itu meninggal karena ketambrak oleh kereta api (salah)
b.    Pengendara motor itu meninggal karena tertambrak oleh kereta api (benar)
Perlu tiketahui bahwa awalan ke hanya dapat menempel pada kata bilangan. Selain di depan kata bilangan, awalan ke tidak dapat dipakai kecuali pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.
3.2.7 Pemakaian Akhiran –ir
Pemakaian kata akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku untuk akhiran –ir adalah asi atau isasi.
Contoh:
a.    Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu (salah)
b.    Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu (benar)
3.2.8 Padanan yang Tidak Serasi
Terjadi ketika pemakaian bahasa yang kurang cermat memilih padanan yang serasi, yang muncul dalam kehitupan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau yang tidak serasi. Hal itu, terjadi karena dua kaidah yang berselang, atau yang bergabung dalam sebuah kalimat.
Contoh:
a.    karena modal dibank dibank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (salah)
b.    karena modal dibank terbatas, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar)
c.    modal dibank terbatas sehingga, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar)
Bentuk-bentuk diatas adalah bentuk yang menggabungkan kata karena dan sehingga, kata apabila dan maka, dan kata walaupun dan tetapi.
3.2.9 Pemakaia Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata di, ke, dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan.
Contoh:
a.    putusan dari pada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah)
b.    putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar)
3.2.10 Pemakaian Akronim (singkatan)
Yang dimaksud kata singkatan adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo (memeorandum) dan lain-lain. Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak teratur.
3.2.11 Penggunaan Kesimpulan, Keputusan, Penalaran, dan Pemungkinan
Kata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata keputusan bersaing pemakaiannya dengan kata purusan; kata pemukiman bersaing dengan kata permukiman; kata penalaran bersaing dengan kata pernalaran.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten. Kalau kita perhaikan dengan saksama, bentukan kata itu memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lain.
Contoh:
Tulis, menulis, penulis, penulisan, tulisan.
Pilih, memilih, pemilih, pemilihan, pilihan
Ada lagi pembentukan kata yang mengikuti pola berikut
Contoh:
Tani, bertani, petani, pertanian
Mukim, bermukim, pemukim, permukiman
3.2.12 Penggunaan Kata yang Hemat
Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah kpemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun dalam komunikasi sehari-hari sering kita jumpai pemakaian kata yang tidak hemat (boros).
Contoh:
Boros hemat
Sejak sejak atau dari
Agar supaya agar atau supaya
Mempunyai pendirian berpendirian
Perbandingan kata yang hemat dan kata boros
a.    Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlakukan tenaga dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar (boros, salah)
b.    Apabila suatu reservoir masihmempunyai cadangan minyak, diperlukan tenga dorong buatan untuk memproduksi munyak lebih besar. (salah)
c.    Untuk mengksplorasi dan mengeksploitas munyak dan gas bumi di mana sebagai sumber devisa negaa diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan perminyakan. (benar)
3.2.13 Analogi
Di dalam dunia olahraga tertapat istilah petinju. Kata petinju berkorelasi dengan kata bertinju berarti ‘orang yang (biasa) bertinju’, bukan ‘orang yang (biasa ) meninju’.
Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat, petenis, pesenam dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan tercipta bentukan seperti berikut ini:
          Petinju ‘orang yang bertinju’
          Pesilat ‘orang yang bersilat’
3.2.14 Bentuk Jamak dalam Bahasa Indonesia
Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak bahsa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.    Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan seperti;
          Kuda-kuda
          Meja-meja
          Buku-buku
b.    Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan seperti;
          Beberapa meja
          Sekalian tamu
          Semua buku
c.    Bentuk jamak dengan menmbahkan kata Bantu jamak seperti;
          Para tamu
d.   Bentuk jamak dengan menggunakn kata ganti orang seperti;
                    Mereka kita
                    Kami kalian














DAFTAR PUSTAKA



Ardiyansyah, Andre. Ejaan yang Disempurnakan : 2013. Surabaya : Pustaka Agung Harapan.
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa: Komposisi Lanjutan I : 1984. Jakarta : Gramedia
http://duniapuspits.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_5191.html
http://hafsahnasution.blogspot.com/

http://satriyoadhie.blogspot.com/2012/11/diksi-dan-beberapa-contohnya.html